Rabu, 29 Januari 2014

SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM


Jauh sebelum Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah ada masyarakat Islam di daerah-daerah pantai utara. Termasuk di desa Leran. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 475 Hijriyah atau pada tahun 1082 M.
Jadi sebelum jaman Wali Songo, Islam sudah ada di pulau Jawa, yaitu daerah Jepara dan Leren. Tetapi Islam pada masa itu masih belum berkembang secara besar-besaran.
Maulana Malik Ibrahim yang lebih dikenal penduduk setempat sebagai Kakek Bantal itu diperkirakan datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Beliau berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M.

Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyatnya kebanyakan masih beragama Hindu atau Budha. Sebagian rakyat Gresik sudah ada yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan tidak beragama sama sekali.
Dalam Dakwah kakek bantal menggunakan cara yang bijaksana dan strategi yang tepat berdasarkan ajaran Al-Qur’an yaitu :

“Hendaklah engkau ajak kejalan TuhanMu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara yang sebaik-baiknya (QS. An Nahl ; 125)”

Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di pulau Jawa. Gujarat adalah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu.

Di Jawa, kakek bantal bukan hanya berhadapan dengan masyarakat Hindu melainkan juga harus bersabar terhadap mereka yang tak beragama maupun mereka yang terlanjur mengikuti aliran sesat, juga meluruskan iman dari orang-orang Islam yang bercampur dengan kegiatan Musyrik. Caranya , beliau tidak langsung menentang kepercayaan mereka yang salah itu melainkan mendekati mereka dengan penuh hikmah, beliau tunjukkan keindahan dan ketinggian akhlak Islami sebagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW.

PERJUANGAN SUNAN GUNUNG JATI



Sering kali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati. Orang menganggap Fatahillah dan Syarif Hidayatullah adalah satu, tetapi yang benar adalah dua orang. Syarif Hidayatullah cucu Raja Pajajaran adalah seorang penyebar Islam di Jawa Barat yang kemudian disebut Sunan Gunung Jati. Sedangkan Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trenggana membantu Sunan Gunung Jati berperang melawan Portugis. Bukti bahwa Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati adalah makam dekat Sunan Gunung Jati yang ada tulisan Tubagus Pasai adalah Fathullah atau Fatahillah atau Faletehan menurut Lidah Orang Portugis......

Syarif Hidayatullah dan ibunya Syarifah Muda’im datang ke negeri Caruban Larang Jawa Barat pada tahun 1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai untuk menambah pengalaman. Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana dan keluarganya. Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru Pangeran Cakrabuana dan Syarifah Muda’im itu dimakamkan di Pasambangan. Dengan alasan agar selalu dekat dengan makam gurunya. Syarifah Muda’im minta diizinkan tinggal di Pasambangan atau Gunung Jati.

Syarifah Muda’im dan puteranya Syarif Hidayatullah meneruskan usaha Syekh Datuk Lahfi. Sehingga kemudian hari Syarif Hidayatullah terkenal sebagai Sunan Gunung Jati. Tibalah saat yang ditentukan, pangeran Cakrabuana menikahkan anaknya yaitu Nyi Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu pada tahun 1479 karena usia lanjut pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan negeri Caruban kepada Syarif Hidayatullah dengan gelar Susuhan yaitu orang yang dijunjung tinggi.

Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu Siliwangi. Sang Prabu diajak masuk Islam kembali tetapi tidak mau. Meski Prabu Siliwangi tidak mau masuk Islam, dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama Islam di wilayah Pajajaran.

Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalanannya ke Serang. Penduduk Serang sudah ada yang masuk Islam dikarenakan banyaknya saudagar dari Arab dan Gujarat yang sering singgah ke tempat itu. Kedatangan Syarif Hidayatullah disambut baik oleh Adipati Banten. Bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan dengan puteri Adipati Banten yang bernama Nyi Kawungten. Dari perkawinannya inilah kemudian Syarif Hidayatullah dikaruniai dua orang putera yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalam menyebarkan agama Islam di tanah jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati tidak bekerja sendirian, beliau sering bermusyawarah dengan anggota para wali  lainnya di mesjid Demak. Bahkan disebutkan beliau juga membantu berdirinya mesjid Demak.

KUNCI SUKSES HIDUP

Ketika aku bangun pagi dan merenungkan kunci sukses hidup:
- Jendela kamar bilang: Lihat dunia di luar!
- Langit langit kamar berpesan: Bercita-citalah setinggi mungkin!
- Jam dinding berkata: Tiap detik itu berharga!
- Cermin bilang: Berkacalah sebelum bertindak!

- Kalender berbisik: Jangan menunda sampai besok!
- Pintu berteriak: Dorong yang keras, pergi dan berusahalah...!
Tapi.. tiba-tiba...


Rabu, 22 Januari 2014

Dialog Gus Dur dengan Suharto

Banyak hal yang menarik dari apa yang terjadi di sekitar Gus Dur, baik dari ucapannya, pemikirannya, langkah-langkahnya hingga humor-humor segarnya. Gus Dur itu memang Gudang nya Humor khas santri, sesuai dengan basis kulturalnya lingkungan pesantren. salah satu kekuatan Gus Dur dengan Jamaah NU nya adalah pada sisi komunikasinya dengan mereka, tausiah dan petuah Gus Dur selalu di nanti, selingan humor dalam setiap pembicaraannya juga selalu mengundang gelak tawa, yang membuat betah jamaah untuk tidak meninggalkan tempat. Bahasanya ringan, lugas dan mudah di cerna masyarakat bawah.

Sabtu, 11 Januari 2014

SHALAT LIMA WAKTU, BILA DILAKUKAN TERATUR

Mari Kita Jaga Shalat
Bila Subuh Utuh..
Pagi tumbuh,
Hati teduh,
Pribadi tidak angkuh,
Keluarga tidak keruh,

Maka damailah akan berlabuh..

Bila Dzuhur Teratur..
Diri pribadi jujur,
Hati tidak kufur,
Rasa selalu bersyukur,
Amal tidak udzur,
Keluarga selalu akur,
Maka pribadipun menjadi makmur..

Bila Ashar Kelar..
Jiwa jadi sabar,
Raga jadi tegar,
Senyum menyebar,
Dan rezekipun lancar..

Bila Magrib Tertib..
Ngaji wajib,
Wirid jadi karib,
Jauh dari aib,
InsyaALLAH syafa'at tidak raib..

Bila Isya Terjaga..
Malam bercahaya,
Rumah bagai istana,
Hidup terasa di Syurga,
Bahagia dan sejahtera..

Jagalah shalat lima waktu

Karena shalat itu wajib
Karena kewajiban kita sebagai hamba ALLAH..